Thursday 23 February 2017

Globalisasi



Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. 
Sumber : hobbiesdecor
Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.
Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau

menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.
B.Rumusan Masalah                                                                                  
1. Apa yang dimaksud dengan nasionalisme ?
2. Bagaimana wujud nasionalisme Bangsa Indonesia saat ini ?
3. Bagaimana pengaruh dari globalisasi terhadap nasionalisme Bangsa Indonesia?
4. Bagaimana cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme ?
C.Tujuan Masalah
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk menjabarkan pengertian dari nasionalisme.
2. Untuk menggambarkan wujud nasionalisme Bangsa Indonesia saat ini.
3. Untuk mengetahui pengaruh dari globalisasi terhadap nasionalisme Bangsa Indonesia.
4. Untuk mengetahui cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme.
D.Metode Penelitian Globalisasi
Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode Studi Kepustakaan baik dari buku ataupun referensi lain yang mendukung.


BAB II
LANDASAN TEORI
 A.  Pengertian
a.       Pengertian Globalisasi
Seorang ahli sosiologi, Selo Soemardjan mendefinisikan globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama.
Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat untuk menyatu dengan dunia, terutama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan media komunikasi massa. Selain itu, para cendekiawan Barat mengatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia. Globalisasi pada hakikatnya adalah proses yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang dampaknya berkelanjutan melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan. Mengingat bahwa dunia ditandai oleh kema jemukan (pluralitas) budaya maka globalisasi sebagai prosesjuga ditandai sebagai suatu peristiwa yang terjadi di seluruh dunia secara lintas budaya yang sekaligus mewujudkan proses saling memengaruhi antarbudaya. Pertemuan antarbudaya itu tidak selalu berlangsung sebagai proses dua arah yang berimbang, tetapi dapat juga sebagai proses dominasi budaya yang satu terhadap lainnya. Misalnya pengaruh budaya Barat lebih kuat terhadap budaya di negara Timur.
Hal ini seperti yang dikatakan seorang ahli bernama R. Robertson bahwa globalisasi adalah proses mengecilnya dunia dan meningkatnya kesadaran akan dunia sebagai satu kesatuan, saling ketergantungan dan kesadaran global akan dunia yang menyatu. Ahli lain bernama Martin Albrow mengatakan globalisasi menyangkut seluruh proses di mana penduduk dunia terhubung kedalam komunitas dunia yang tunggal, komunitas global.


b.      Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupa bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
“Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.”

B.  Fenomena
Nasionalisme Bangsa Indonesia Saat Ini.
Menurut James G.Kellas (1998: 4), nasionalisme merupakan suatu bentuk ideologi. Seseorang yang memiliki jiwa nasionalisme akan merasa menjadi bagian dari suatu bangsa. Walaupun orang tersebut sedang berada di luar wilayah, namun akan tetap memiliki ikatan yang kuat pada daerah asalnya. Begitu pula dengan bangsa Indonesia. Walaupun orang tersebut sedang berada di luar negeri, tentu akan ada rasa memiliki terhadap Negara Indonesia.
Nasionalisme Indonesia pada awalnya muncul karena adanya kolonialisme. Penjajahan yang dilakukan oleh Jepang dan Belanda dan penderitaan yang harus dirasakan akibat terjajah telah
mampu melahirkan semangat kebersamaan sebagai satu kesatuan yang harus bangkit dan hidup menjadi bangsa merdeka.
Diakui atau tidak saat ini semangat nasionalisme bangsa Indonesia semakin berkurang.
Semangat nasionalisme yang dulu pernah berkobar di dalam jiwa bangsa Indonesia ketika
melawan penjajah, nampaknya kini telah sirna bersama jasad para pahlawan dan pejuang kemerdekaan.
Tak ada lagi semangat-semangat nasionalisme dalam diri bangsa Indonesia. Mereka seakan lupa akan perjuangan para pahlawan-pahlawan bangsa yang telah mengorbankan harta benda dan nyawa serta keluarga mereka. Sungguh besar jasa mereka, sungguh tinggi jiwa nasionalisme mereka.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi bangsa Indonesia pada masa sekarang ini. Tidak ada lagi jiwa nasionalis yang dapat ditunjukan kita, kita seakan malah menganggap remeh mereka para pejuang yang telah berjasa kepada kita. Hal ini dapat kita lihat dari perhatian pemrintah terhadap nasib para veteran . Kita terlalu sibuk dengan kehidupan diri kita sendiri tanpa memikirkan nasib orang lain di sekitar kita.
Semangat nasionalisme merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman-ancaman ketahanan nasional sebagai dampak negatif globalisasi. Tanpa adanya semangat nasionalisme, maka akan timbul perpecahan dan disintegrasi bangsa Indonesia. Tanpa adanya semangat nasionalisme dalam setiap jiwa bangsa Indonesia, maka akan dengan mudah bangsa lain mengobrak-abrik bahkan menjajah kembali Indonesia. Tentu saja ini semua tidak kita inginkan terjadi, walaupun sebenarnya kini sudah mulai muncul tanda-tanda akan hal itu. Hal terbaik yang perlu kita lakukan adalah memunculkan kembali semangat nasionalisme untuk bersatu melawan segala ancaman yang akan mengancam integritas kita sebagai bangsa Indonesia.
C.Faktor Pemicu
Globalisasi atau Kesejagatan, saat ini menjadi kata yang tidak asing. Kata globalisasi menunjukkan gejala menyatunya kehidupan manusia di planet bumi ini tanpa mengenal batasan baik berupa batasan fisik-geografik maupun sosial. Globalisasi ini membawa angin perubahan baru dalam kehidupan kita, baik kita sebagai individu, maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Angin perubahan sebagai dampak globalisasi atau kesejagatan tersebut di satu sisi dapat membawa kemajuan, namun di sisi lain dikhawatirkan akan menghancurkan/ mengikis nation state atau negara bangsa. 

Lalu agar bangsa Indonesia tidak tergilas dampak globlisasi tersebut, alangkah baiknya jika berbagai transformasi yang membawa perubahan janganlah dipandang sebagai suatu ancaman, tetapi haruslah dipandang sebagai suatu peluang untuk meningkatkan, mengembangkan, dan memperkokoh diri kita sebagai bangsa agar sejajar dengan bangsa lain yang telah maju.

Pada prinsipnya, proses globalisasi ada yang bertujuan intensional, dan ada pula yang bertujuan impersonal. Proses globalisasi yang intensional dapat dilihat misalnya pada kegiatan perdagangan dan pemasaran, sedangkan  proses globalisasi yang impersonal dapat dilihat misalnya dalam gerakan fundamentalis, agama dan kecenderungan-kecenderungan pasar yang agak sulit untuk dijelaskan sebab-musababnya, misalnya mundurnya mobil buatan Amerika di pasaran dunia dewasa ini. Lalu apa sebenarnya Faktor Pemicu dan Pemacu Globalisasi tersebut? Globalisasi yang menyeruak dewasa ini dipicu dan dipacu oleh kemajuan  pesat dalam bidang tekhnologi yang diistilahkan dengan Triple "T" Revolution, yaitu perkembangan teknologi, transportasi dan trade atau liberalisasi perdagangan. Ketiga hal tersebutlah yang menjadi pemicu dan pemacu globalisasi yang kita hadapi sekarang ini.

1. Teknologi.
Yang pertama dari istilah triple "T" Revolution adalah teknologi. Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Kekuatan teknologi terbukti telah mampu mengubah masyarakat dunia termasuk masyarakat Indonesia. Masyarakat kini semakin terbuka dan dirasuki oleh nilai-nilai global yang menawarkan berbagai citra ideal yang ditopang oleh komunikasi yang sangat cepat dan kemajuan teknologi telah menyatukan kehidupan umat manusia saat ini. Dengan adanya alat komunikasi serta entertainment global melalui jaringan TV, internet, film, musik maupun majalah-majalah baik itu yang dicetak maupun yang berbentuk e-magazine, maka dunia telah merupakan atau menjadi suatu pasar yang besar (global cultural bazaar). Lihat saja apabila kita datang ke mal-mal maka dapat kita temukan rumah-rumah mode yang berasal dari seluruh dunia, berbagai macam parfum, kosmetik, pakaian dll. Kita juga dapat melihat apa yang terjadi dengan menjamurnya otlet-otlet fastfood sampai citra minuman seperti coca cola, pepsi dll, industri entertainment seperti sony yang dipelopori oleh Akio Morita dari Jepang yang merupakan teknologi pengisi waktu luang paling ulung di dunia.  

2. Transportasi
Dengan mudahnya, transportasi dunia menjadi monopoli negara-negara maju. Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tidak mengherankan jika kita menemukan turis/wisatawan Indonesia berada di mancanegara. Kemajuan turisme bukan hanya menunjukkan peningkatan taraf kehidupan manusia, tetapi juga berbagai dampak negatif terhadap budaya setempat. Sehubungan dengan meningkatnya turisme internasional, muncul pula pusat-pusat global seperti pusat rekreasi "Walt Disney" yang bukan hanya di negeri asalnya Amerika, tetapi juga telah berdiri di Paris maupun Tokyo. Penyebaran citra global ini terus bertambah dan telah menjadi pengikat umat manusia. Baruet dan Cavanagh (1995) dalam bukunya "Global Dream's" menceritakan bahwa impian global secara berangsur-angsur menjadi kenyataan. Kedua pakar tersebut menunjukkan 4 jenis proses menyatukan umat manusia, yaitu citra global, mal global, tempat kerja global, dan keuangan global.
3. Trade (liberalisasi perdagangan)
Liberalisasi perdagangan atau perekonomian semakin terlihat  dalam segala bidang, baik di dunia Internasional maupun di Indonesia. Di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia bermunculan pusat-pusat perbelanjaan yang tidak kalah besar, yang isinya menyamai pusat perbelanjaan yang ada di New York, London, Tokyo, Hongkong, Singapura atau Bangkok. Pasar buah Indonesiapun dibanjiri oleh buah-buahan impor. Siapa yang tidak kenal perusahaan Nestle, yang merupakan perusahaan makanan terbesar kedua di dunia, atau Sara Lee yang tidak hanya menjual kue dan kopi, tetapi juga memiliki pabrik sepatu "Kiwi" yang dapat dibeli di hampir seluruh toko di dunia termasuk Indonesia. H.J Heinz seorang Irlandia yang mulai dengan menjual saos tomat di negerinya, sekarang menjual produknya ke 130 negara termasuk Indonesia. Demikian pula halnya kita melihat produk-produk dari berbagai negara terbesar di seluruh dunia termasuk produksi tekstil Indonesia yang dapat dibeli di toko-toko besar baik di Eropa, Amerika, Australia maupun New Zealand. Saat ini suatu produk tidak lagi dihasilkan di satu negara, tetapi komponen-komponennya telah dibuat di berbagai negara karena pertimbangan-pertimbangan bisnis yang lebih menguntungkan. Produk Boeing, Toyota, Mitsubishi, General Motor, dll merupakan contoh desentralisasi dalam produksinya. Sementara itu proses produksi juga berkembang menjadi produksi masal (mass production) yang memungkinkan penekanan harga sehingga dapat dijual lebih murah.